ADIEET

24 Agustus 2011

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT.CCAI BANDUNG PLANT

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

. Penanganan Limbah
            PT. Coca-Cola Amatil Indonesia memiliki komitmen untuk senantiasa memahami, mencegah, dan memperkecil setiap dampak buruk terhadap lingkungan sehubungan dengan kegiatan produksi minuman ringan. Oleh karena itu PT. CCAI membuat suatu Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL) di lokasi pabrik.
            Terdapat dua jenis limbah PT. Coca-Cola Amatil Indonesia – Unit Jawa Barat yaitu limbah padat dan limbah cair.
6.5.1. Penanganan Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan PT. Coca-Cola Amatil Indonesia – Unit Jawa Barat meliputi kemasan botol yang rusak atau pecah, sedotan, crawn cap, closure, preform, kemasan bahan baku dan bahan penunjang, barang-barang bekas dari kegiatan lainnya seperti bekas mesin produksi, pompa, ban bekas dan sampah padat lainnya akan dikumpulkan dan dibuang oleh pihak ketiga yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah setempat untuk didaur ulang.
            Sedangkan sampah domestik yang ditampung di tempat penampungan sementara akan diambil oleh pihak ketiga untuk disalurkan ke tempat penampungan sampah terakhir.
4.5.2. Penanganan Limbah Cair
            Limbah cair (kecuali air hujan) yang berasal dari bottling line, syrup room (tanki sanitasi), dan water treatment dan waste water treatment (back wash dan regenerasi) ditampung di dalam bar screen yang fungsinya untuk memisahkan kotoran-kotoran seperti sampah, plastik, sedotan dan lain sebagainya. Selanjutnya setelah disaring melalui bar screen, limbah tersebut di tampung dalam pump fit yang kemudian di tampung lebih lanjut dalam bak ekualisasi lama.
            Kemudian limbah cair tadi dialirkan menuju fat trap yang berjumlah 2 buah bak dengan kapasitas 50 m3 dan bersekat 5 buah untuk memisahkan lemak dan minyak. Lemak dan minyak yang memiliki berat jenis lebih rendah dari air akan tertahan di permukaan, sedangkan air limbahnya akan berada di bagian bawah yang selanjutnya di pompa menuju ke bak equalisasi basin.
            Bak equalisasi basin yang memiliki volume 500 m3 berfungsi untuk menghomogenisasikan dan menetralisir air limbah sebelum pengolahan lebih lanjut. Proses penetralisir air limbah ini menggunakan soda kasutik dengan konsentrasi 98 % sehingga pH air menjadi 6,5 – 8. Bak equaliasasi ini dilengkapi dengan aerator summersibel yang fungsinya untuk peraerasi air limbah agar air limbah tersebut tidak mempunyai fluktuasi kualitas yang besar sehingga memudahkan pengolahan selanjutnya, air limbah di homogenkan dan diaerasikan menggunakan aliran turbulen. Kemudian air limbah tersebut dialirkan menuju bak oxidation ditch.
Bak oxidation ditch yang memiliki volume 1600 m3 berfungsi untuk menguraikan zat-zat organik yang berada dalam air limbah dengan menggunakan Lumpur aktif dan bakteri aerobik (berespirasi menggunakan oksigen). Bakteri tersebut yaitu jenis Escherichia coli, Staphillococcus, pseudomonas sp dan Acetobacter. Untuk mempercepat pertumbuhan bakteri ditambahkan Urea pada bak equalisasi. Bak equalisasi dilengkapi dengan dua buah aerator yang berfungsi agar bakteri dapat kontak dengan air limbah secara optimal, agar semua Lumpur dapat tercampur dengan air limbah secara merata dan membantu tersuplainya oksigen untuk pertumbuhan bakteri.
            Air limbah selanjutnya di alirkan menuju bak clarifier yang memiliki volume 300 m3. Bak clarifier ini berfungsi untuk memisahkan lumpur aktif yang ikut terbawa dari oxidation. Lumpur aktif ini akan diendapkan dan dikumpul dibawah centre well oleh scrapper yang terdapat di bak clarifier, sedangkan air akan mengalir secara over flow menuju ke saluran selanjutnya.
            Lumpur yang telah berkumpul dimasukkan ke dalam sludge collector oleh alat return sludge dan disirkulasikan kembali menuju ke bak oxidation ditch. Tetapi jika lumpur tersebut sudah tidak bisa di uraikan kembali maka akan dialirkan menuju drying bed.
            Lumpur yang berada di drying bed akan dikeringkan dan tertahan di bagian permukaan dengan bantuan sinar matahari yang selanjutnya akan dibuang. Sedangkan air yang masih terkandung dalam lumpur akan disirkulasikan kembali ke bak equalization setelah pemeriksaan di control bed.
            Air yang mengalir secara over flow dari bak clarifier ada yang dialirkan menuju sand filter untuk dijernihkan dari kotoran dan lumpur, kemudian dialirkan menuju zeolit filter atau sand filter, kemudian air ditampung di recycled tank yang berkapasitas 1500 L, air di recycled kemudian dialirkan menuju tanki carbon filter yang berkapasitas 1000 L untuk menyaring kotoran-kotoran pada air, air setelah melewati carbon filter tank selanjutnya ditampung di pressure tank, kemudian air dari pressure tank dilakukan pelunakan di softener tank, air yang telah dilakukan pelunakkan selanjutnya dialirkan melalui pipa yang terbagi menjadi dua pipa, pipa pertama dialirkan menjadi general use sebagai kebutuhan air di toilet, taman, mesjid, dan air pembersih mobil dan forklift. Adapula yang langsung dialirkan menuju sungai setelah melewati indikator fish pond (kolam ikan), sedangkan pipa yang kedua dialirkan untuk proses resin penukar ion yang selanjutnya dialirkan menuju boiler.
            Parameter dan pemantauan limbah dilakukan setiap hari oleh operator limbah yang dapat dilihat pada tabel.
            DO (Dissolve Oxygen) adalah jumlah oksigen yang terlarut dalam air limbah yang dinyatakan dalam satuan ppm (minimal 2-4 ppm). BOD (Biology Oxygen Demand) adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan senyawa-senyawa organik serta biologi oleh bakteri dalam satuan ppm (tidak boleh lebih dari 50 ppm), COD (Chemical Oxygen Demand) adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan senyawa organik secara kimia dinyatakan dalam satuan ppm (< 15 ppm). MLSS (Mixed Liquor Suspended Solid) adalah jumlah padatan yang tersuspensi pada air limbah (oxidation). SSRS (Suspended Solid Return Sludge) adalah jumlah padatan yang tersuspensi yang dikembalikan ke bak oxidation. TSS (Total Suspended Solid) adalah semua padatan yang mengambang pada permukaan air limbah yang sebagian besar dapat dipisahkan dari air limbah melalui penyaringan. TDS (Total Dissolve Solid) adalah semua padatan yang terlarut dan ukurannya lebih kecil dari 0,45 mikron (ion-ion bervalensi 3).






Tabel 2.  Parameter dan Pemantauan Limbah Cair PT CCAI – West Java
Parameter
Frekuensi
Tempat Sampling
Standar
DO (Dissolve Oxygen)
 1 kali setiap shift
Di titik mati
2-mg/Liter
pH
1 kali setiap shift
Di titik mati
7 – 9
Temperatur
1 kali setiap shift
Di titik mati
< 35 °C
SV (Sludge Volume)
2 kali setiap shift
Di titik mati
20 – 30 %
MLSS (Mixed Liquor Suspended Solid)
Setiap pagi dan setelah sludge dibuang
Di aerator yang sedang berjalan
2000 – 2500 mg/Liter
SSRS (Suspended Solid Return Sludge)
Setiap pagi


BOD (Biology Oxidation Demand)
1 kali setiap shift
Before equalisasi & after clarifier
Tidak boleh lebih dari 50 ppm
COD (Chemical Oxidation Demand)
1 kali setiap shift
Before equalisasi & after clarifier
< 15 ppm
Penambahan Nutrisi
Setiap pagi

BOD : N : P
100 : 5 : 1
           



            Untuk pengujian kadar COD dan BOD dilakukan di laboratorium oleh petugas QA satu kali setiap minggu.
            Prosedur pengujian kadar BOD adalah sebagai berikut,
  1. Sampel di masukkan ke dalam botol sampel dan diaduk dengan batang pengaduk magnet
  2. Tambahkan ½ NaOH dan botol tersebut ditutup.
  3. Kemudian botol sampel tersebut dimasukkan ke dalam thermochamber dan diaduk selama 60 menit sampai temperatur stabil.
  4. Kencangkan tutup botol tersebut dan dimasukkan ke dalam stro breaker
  5. Set skala di angka nol
  6. Kemudian dicatat jam, tanggal, dan angka yang dihasilkan.
            Simpan botol tersebut dan tunggu sampai dengan 5 hari, setelah itu baru didapatkan hasilnya.
            Prosedur pengujian kadar COD adalah sebagai berikut,
  1. Sampel dipipet ke dalam tabung reaksi sambil ditambahkan transferpett sebanyak 2 ml dan pereaksi standar kemudian tutup dan diaduk
  2. Tabung reaksi tadi dimasukkan ke dalam thermoreaktor Cr 3000 yang telah diset 148 °C selama 120 menit.
  3. Setelah 120 menit tabung reaksi tadi diangkat dan dibiarkan selama 10 menit
  4. Photometer MPM 2010 dinyalakan dan diset Filter collectornya diangka satu (jika COD 160) atau diangka dua (jika COD 1500)
  5. Kemudian pilih menu “factor” dan isi data masing-masing faktor dengan nilai faktor.
  6. Tabung reaksi disimpan di sampel cell photometer dan dibaca nilai COD (mg/Liter).


http://danubimtoro.wordpress.com/2010/12/28/pt-coca-cola-bottling-bandung-plant-2/

3 komentar:

  1. Betway launches in Canada and South Africa - JTM Hub
    Betway has launched a sports betting app in 경주 출장샵 South 의왕 출장안마 Africa and South Africa. Betway is a top 정읍 출장샵 provider of sports betting 여주 출장안마 services that 정읍 출장안마 is currently

    BalasHapus